enough with myself, that stubbornity.


profile

That's the name! Hikari Fukuyama, lahir di Hokkaido, 18 Juni 1984. Berambut ikal-semi-keriting sebahu, mata sipit agak naik dan lancip. Hidung? Pesek. Dan sederet ciri-ciri fisik yang sama seperti remaja pada umumnya.
Tomboi, hiperaktif, agak imbisil.

friends
Tsuchiya Kuruma

Tsutomu Kuruma

Huan Ai Shang

Fuon Akatsuki

theirs
Kocchimuite!
Karen-chan
Kaoru Ishikawa-senpai
Kyoutarou Ishibashi-sachou
Masakazu Takeuchi-senpai
Mizuno-chan
Kanon Wakana-chan
Fuyuki Hoshino-chan
Tomoe Asahina-chan

thanks
© * étoile filante
inspiration/colours: mintyapple
random icons: Go Younha Community
profile icons : D.P.A.
friends icons : jackie22393, lecheflantastic, pixelatedcolour
reference: x / x

past
October 2009
title: Antara Tobat dan Cinta; Mana Yang Kau Pilih?
date: Monday, October 5, 2009
time:8:09 AM
"BENAR KAN KATAKU?!?!"

Nafasnya tersengal, bahunya naik-turun. Sepasang bola matanya membelalak, menatap garang manusia-manusia yang berdiri di hadapannya, "BAHKAN SI JAMUR PUN TAHU BERITA ITU, ASTAGANA—" dan belum selesai mengakhiri kalimatnya, sebuah tangan terulur dan membekap mulutnya paksa. Pemiliknya, pemuda berambut hitam legam dengan garis wajah kurang menyenangkan itu, mendengus; alih-alih berbicara pada si gadis, malah bicara pada kawannya yang lain di depan sana. Membiarkan Hikari Fukuyama meronta dalam bekapan tangannya, "Tidakkah kalian berpikir kalau ini hanya akal-akalan jurnalis majalah saja supaya omset penjualan mereka naik?" ujarnya, menyipitkan matanya dan menatap kawan-kawannya satu persatu. Terlihat sebagian dari mereka saling bertatapan, namun lain halnya dengan Ai.

"Nih, baca sendiri," mengulurkan majalah dengan artikel ber-Headline besar : "NOSTRADAMUS DAN 9-9-1999" pada Tsuchiya yang masih membekap Hikari, "dan perlu kutegaskan bahwa—yah, tidak hanya majalah itu saja yang berani membahasnya," Tsuchiya menerimanya setengah hati, dahinya mengernyit. Tangannya masih dalam posisi membekap Hikari, dan gadis itu kini meronta sejadi-jadinya, berusaha menyingkirkan telapak tangan Tsuchiya yang membungkam mulutnya dengan kedua tangan.

"HMMF—TSUCCHI—HMFFF—"

Dan usahanya membuahkan hasil, karena sibuk membaca apa yang diberikan Ai; kekuatan bungkaman itu mengendur dan Hikari pun mudah untuk melepaskan dirinya. "PUAHH!" ujarnya, menarik nafas lega, melirik galak Tsuchiya yang masih sibuk membaca. Terlihat dari gerakan bibirnya yang tidak mengeluarkan suara sedikitpun bahwa Hikari saat ini tengah melancarkan kutukan kecil pada Tsuchiya yang berani menganiayanya dalam skala kecil—terdengar konyol, memang. Si gadis berambut semi-ikal seleher itu berjalan mendekati Masami, kembali panik lagi.

"Ai-chan, apa yang akan kita lakukan selanjutnya?? Aku benar-benar takut—" ujarnya, kini mengguncang-guncang tubuh kurus sahabatnya itu, "—BAGAIMANA KALAU NANTI TIDAK SEMPAT MENYATAKAN PERASAANKU PADA UMIZAKI-SENPAI??!!" Mendengar kalimat terakhir, Ai mengerjapkan matanya; menatap sahabatnya itu tidak percaya dengan mata membelalak. Shock? Mungkin. Ternyata Hikari tidak berbeda jauh reaksinya dari si Jamur-senpai, "Hikari-chan, sepertinya urusan Umizaki-senpai harus belakangan, deh—"

"Fukuyama benar, Ai,"
Tsuchiya menelan ludahnya, menatap dua gadis di depannya dengan ekpresi sama—panik, "Kalau mati nanti, perasaan itu tak akan tersampaikan," menelan ludahnya dan menggulung majalah itu, memukul-mukulkannya ke telapak tangannya yang lain. Bola matanya mengerling Fuon dan Tsutomu yang ada di hadapannya, daritadi nampak diam saja.

"AI-CHAAAAN, AKU HARUS BAGAIMANAAAAA~~~!!!" Mengguncang-guncang tubuh Ai lagi, "KALAU BEGINI JADINYA AKU HARUS PUNYA PACAR SETIDAKNYA UNTUK DUA BULAN KE DEPAN. AAAAAAAAAAAAAAAAA~~~~!!!!" Melepaskan tangannya, memegangi kepalanya, menggeleng tidak keruan. Terbukti sudah betapa depresinya seorang Fukuyama muda akan masalah cintanya selama dua bulan ke depan sebelum kiamat yang diramalkan terjadi. Ai sendiri hanya mengerjapkan matanya, mengerling Fuon, Tsutomu, mengedikkan bahu—dan tercengang ketika mendapati Tsuchiya melakukan hal yang sama dengan Hikari.

"DAN AKU BELUM MENYATAKANNYA PADA ICHIHARA-SAAAAAAN!!!"

"Eh?"
Fuon akhirnya angkat bicara, "Kau naksir Miyuki-san, Tsucchi?"

—dan sepertinya untuk para remaja ini, cinta itu lebih penting daripada tobat sebelum kiamat tiba. Karena nampaknya menyatakan cinta itu jauh di atas segala-galanya dibandingkan—

—kiamat.

"Ramalan Nostradamus kabarnya tepat, loh."

Nampaknya hanya Tsutomu Kuruma yang normal disini. Reaksinya nampak biasa saja.

Labels: , , , , ,



Post a Comment